Browse › Home › » Jalan Berliku Hak Angket Kasus Century
Wednesday, December 2, 2009
Jalan Berliku Hak Angket Kasus Century
Kasus Bank Century sudah membuat emosi masyarakat mendidih. Demonstrasi secara sporadis di sejumlah daerah digelar berbagai elemen masyarakat. Satu keinginan masyarakat, pengusutan digelar sekarang juga. Sehingga awan misteri kasus Bank Century yang sudah terlampau menggulung hitam dapat segera berganti kebenaran yang jernih bak langit selepas badai.
Bersit harapan itu kemudian datang dari Gedung Parlemen. DPR berhasil meraih 503 suara anggota Dewan mendukung hak angket untuk menelanjangi misteri aliran dana penyertaan modal sementara Bank Century. Ini adalah hak angket dengan dukungan terbesar sepanjang sejarah parlemen Indonesia. Belum lagi dukungan masyarakat di luar Gedung DPR. Tapi masalah yang menghadang tidak serta-merta bisa diterabas. Bahkan suara pesimistis pun masih saja nyaring terdengar.
"Jangan harap bisa (mengungkap kasus Bank Century) semudah itu," ucap pengamat politik dari Centre for Strategic of International Studies, J. Kristiadi saat berbincang dalam Barometer SCTV di Jakarta, Rabu (2/12) malam. Hadir pula dalam perbincangan, anggota DPR Fraksi Partai Hanura, Akbar Faisal; Ramadhan Pohan dari FPD; Nyoman Damantra dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP); pengamat politik Sebastian Salang; dan Yanuar Rizky dari Indonesia Corruption Watch. Diskusi juga dihadiri mahasiswa Universitas Indonesia dan Institut Kesenian Jakarta.
Salah satu tantangan DPR menyukseskan misi hak angket adalah komposisi Panitia Khusus Kasus Bank Century. FPD yang sebelumnya menolak hak angket, membanting setir di injury time. Tak cuma balik mendukung hak angket, fraksi partai pemerintah ini bahkan mengincar posisi Ketua Pansus Bank Century. Manuver ini justru dicurigai pihak oposisi bahwa FPD sengaja berganti strategi ingin menggembosi pansus pada saat penyidikan nanti digelar.
Maklum, dana Bank Century diduga mengalir deras ke pundi-pundi tim sukses Susilo Bambang Yudhoyono saat dicalonkan PD pada Pemilihan Umum 2009. Adalah para aktivis Benteng Demokrasi Rakyat yang berani menunjuk hidung sejumlah anggota tim sukses SBY penerima dana Bank Century. Termasuk di antaranya putra sang Presiden Edhie Baskoro yang disebut-sebut menerima Rp 500 miliar.
Karena itulah, menurut Nyoman Damantra, FPD sebaiknya tidak memaksakan diri mengincar kursi ketua. Ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan publik pada Pansus Bank Century. Selain itu, bekas Gubernur Bank Indonesia Boediono yang kini menjadi wakil presiden serta Menteri Keuangan Sri Mulyani juga diimbau mundur atau nonaktif secara legowo dari jabatan mereka. Lagipula, menurut Kristiadi, jika memang sulit tak perlu juga bersikap legowo. Toh dalam politik semua ada perhitungannya. "Tak ada istilah legowo dalam politik," ucap Kristiadi.
Kredibilitas memang isu yang besar dalam membidani Pansus Bank Century. Buktinya, saat ditanyakan kepada mahasiswa yang hadir, tak seorang dari mereka berani mengatakan yakin dengan keberhasilan pansus ini.
Tim 9 yang berinisatif membentuk pansus bukan tidak menyadari masalah ini. Bahkan mereka sampai sowan ke beberapa tokoh nasional. Semua cara dilakukan untuk menggenjot volume keterpercayaan pansus. "Siapa yang tak percaya kredibilitas Ali Yafie?" Demikian Akbar Faisal meyakinkan bahwa roadshow ke sejumlah tokoh, termasuk mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ali Yafie, mampu mendongkrak kredibilitas pansus.
Tapi itu pun ternyata dinilai belum cukup. Salah seorang mahasiswa dari IKJ berkomentar, roadshow tak akan mengubah banyak kepercayaan publik terhadap pansus. Karena tokoh-tokoh yang dikunjungi pun tidak steril dari kepentingan kelompok atau pribadi. Mahasiswa lain dari UI pun menantang Akbar dan kawan-kawan di Tim 9 untuk meyakinkan kepada publik bahwa integritas Pansus Hak Angket Bank Century memang betul-betul terjamin.
Untuk sesaat Akbar terdiam. Ia menundukkan kepala saat pembicara lain menjelaskan posisi fraksi masing-masing dalam hak angket bank Century. Sejurus kemudian, Akbar angkat bicara dan berkomentar singkat. "Berikan kesempatan pada kami," kata Akbar. Seolah terpojok di ujung lorong buntu, Akbar terpaksa memilih memohon ketimbang mencoba kembali meyakinkan floor.
Kristiadi memandang, yang terjadi dalam perbincangan kali ini adalah cermin runtuhnya kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif. Rakyat sudah lelah dengan permainan para politisi. Uang triliunan rupiah raib tanpa jelas jejaknya di saat rakyat terseok-seok menyambung hidup.
Apa saja kerumitan masalah yang dihadapi Tim 9? Bagaimana pendapat para pengamat terhadap kinerja DPR sejauh ini dalam menuntaskan kasus Bank Century?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment